Dispendik BU Temukan SK Guru Bantu Palsu
ARGA MAKMUR, BE – Pemkab Bengkulu Utara (BU) melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dispendikbud) akhirnya menemukan puluhan SK (surat keputusan) guru bantu daerah (GBD) yang diduga palsu. Hal ini diakui Kadispendikbud BU, Haryadi SPd MM. Haryadi mengaku, sebenarnya sudah ada laporan masyarakat mengenai GBD yang melebihi kapasitas dan juga memiliki SK palsu tetapi pihaknya tidak langsung percaya. Namun setelah ditelusuri selama dua bulan lalu, akhirnya pihaknya menemukan ada GBD palsu palsu tersebut. \"Masyarakat itu sudah banyak menginformasikan kepada saya, tapi belum terlalu saya hiraukan isu tersebut, dan lama kelamaan kami telusuri selama dua bulan ini, dan kemarin baru terungkap ada GBD palsu,\" jelas Haryadi. Haryadi menambahkan, diketahuinya GBD palsu itu setelah pihaknya meminta GBD itu menyerahkan SK GBD terhitung Juli 2013 lalu. Setelah dilakukan penyelidikan ternyata benar ada 14 GBD yang memiliki SK palsu. Dengan ciri-ciri tandatangan Kadispendikbud yang discaner dan cap basah Dispendikbud. Begitupun untuk kepala surat dari pemeritnah daerah pun juga dipalsukan dengan scaner oleh oknum tak bertanggungjawab itu, serta nomor surat salah dan nomor jumlah GBD pun salah yang melebihi jumlah dari GBD yang ada. \"Sudah diteliti, ternyata palsu semua, dan setelah diperiksa juga untuk 14 orang korban ini tidak termasuk GBD,\" ujarnya. Lanjutnya, dari pengakuan korban tersebut, dikatakan Haryadi belum diketahui siapa pelakunya itu, apakah dari orang dalam maupun orang luar. Dan parahnya lagi pelaku sudah menarik uang Rp 15 juta hingga Rp 20 juta untuk mendapatkan SK GBD tersebut. Kemudian diduga uang itulah dipakai untuk pembayaran gaji para GBD, yang dibayarkan setiap tiga bulan sekali dengan penerimaan Rp 700 ribu perbulan. Dengan rincian enam orang di SDN 12 Kerkap, 1 orang di SMKN 01 Air Napal, 2 orang di SDN 02 Air Napal, 1 orang di SDN 01 Air Napal, 1 orang di SMPN 1 Arga Makmur, 1 orang di SMPN 1 Air Napal, 1 orang di SDN 03 Air Napal, dan satu orang lagi belum diketahui di sekolah mana karena yang bersangkutan belum memyerahkan SK GBD palsunya. \"Semua sudah kami cek, tidak ada kelebihan uang untuk pembayaran honor GBD ini, para korban GBD ini sudah ditipu, sehingga uang yang diterima untuk gajiannya itu adalah uang sogokan yang telah diberikan sebelumnya. Dari ke 14 orang GBD ini, satu orang belum diketahui kejelasannya, sehingga kami masih menunggu penyerahan SK GBD palsunya itu,\" tandas Haryadi. Untuk kasus tersebut diakui Haryadi, masih mencari dan menyelidiki oknum yang membuat SK tersebut. Karena kuat dugaan maish ada korban lainnya yang masih belum terungkap. Apalagi jumlah GBD yang ada di Kabupaten BU ada 450 orang. Di sisi lain, Haryadi mengaku pihaknya juga sudah melaporkan ke Polres BU untuk bantuan dari pihak kepolisian agar ditelusuri siapa oknum yang tidak bertanggung jawab itu. \"Kami sudah lapor polisi untuk membantu menyelidiki kasus ini, kalau memang terungkap akan dipidanakan,\" paparnya. Kapolres BU, AKBP Ahmad Tarmizi SH ketika dikonfirmasi membenarkan adanya laporan langsung dari Kadispendikbud BU mengenai ada SK GBD palsu. Sehingga pihaknya akan menelusuri siapa pelaku tersebut. \"Belum bisa dipastikan, apakah orang dalam atau bukan, yang jelas kita lakukan penyelidikan untuk kasus ini. Kalau memang diketahui oknumnya akan kita proses sesuai hukum dan pidananya,\" singkat Kapolres. Sementara Bupati BU, Dr Ir H M Imron Rosyadi MM MSi saat dikonfirmasi membenarkan adanya laporan SK GBD palsu tersebut. Bupati meminta kepada pihak Dispendik untuk terus menelusuri adanya SK palsu yang masih beredar, kaarena diindikasikan masih ada korban lainnya. Di sisi lain, Bupati masih mempersilakan ke 14 GBD itu mengajar di sekolah sebagai tenaga kerja honor. \"Kita minta kerjasama pihak Dispendik dan kepolisian untuk mengungkap kasus ini, dan korban tetap kita persilakan tetap mengajar seperti biasa, karena mereka ini korban,\" demikian Bupati.(117)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: